Pasar Klithikan Asem Kawak
Pasar klithikan adalah salah satu pasar barang klasik dan vintage yang bertempat di Gedung Industri Kreatif Jl Garuda No. 1. Di pasar ini menjual berbagai macam jenis barang kuno, mulai dari keramik, patung-patung, guci, artefak, furniture, reklame, pusaka hingga batu candi relief.
Bahkan, koleksi uang dan permainan tradisional pun tersedia. Selain itu kamu juga bisa berbincang dengan penjual terkait sejarah barang tersebut dan berfoto berlatarbelakang barang-barang antik yang dijual disana.
Museum Kota Lama adalah museum yang menyajikan sejarah Kota Semarang dari awal berdirinya pada tahun 1547 hingga saat ini. Museum yang baru diresmikan tanggal Februari 2022 ini menyajikan edukasi dan pendekatan melalui teknologi visual yang futuristik tentang sejarah dan fakta unik dari Kota Semarang, sehingga sangat cocok menjadi destinasi wisata bagi kamu untuk menghabiskan weekend ini.
Rumah akar adalah sebuah julukan pada rumah tua yang dibelit akar pohon besar di Jl. Jalak, Kota Lama. Bangunan ini menjadi saksi bisu sejarah panjangnya jurnalistik di Semarang. Rumah akar dulunya adalah kantor koran NV Dagblad de Locomotief, koran berbahasa Belanda tertua di Semarang pada tahun 1863.
Lalu setelah masa kemerdekaan Indonesia, kantor koran ini pun terpaksa direbut dan diambil alih grup Tempo. Dan lalu bangunan tersebut juga sempat dimanfaatkan sebagai markas koran Suluh Marhaen sebelum akhirnya menjadi tidak terawat dan ditinggalkan.
Nah, itulah beberapa spot foto estetik dan kekinian di Kota Lama Semarang yang sangat cocok kamu kunjungi dan abadikan untuk menjadi feeds media sosial kamu. Semoga rekomendari dari artikel ini bisa membantu kamu yang ingin berkunjung ke Kota Lama ini ya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
tebak gambar kota kota indonesia
Explore all questions with a free account
Continue with Microsoft
Already have an account? Log in
Kota Lama Semarang adalah salah satu destinasi wisata bersejarah ikonik di Jawa Tengah. Tempat wisata yang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto, Tanjung Mas, Kec. Semarang Utara ini dipenuhi oleh bangunan-bangunan bergaya klasik kolonial dengan sejarah panjang dari abad ke-16.
Gaya dan bentuk bangunannya yang unik membuat Kota Lama menjadi salah satu destinasi wisata yang dikunjungi untuk berburu spot foto yang estetik dan klasik. Selain itu jalan dan penataan bangunan di Kota Lama juga tertata rapi serta kamu dapat dengan leluasa mengeksplor kawasan ini karena destinasi wisata ini tidak dipungut biaya serta dapat diakses dengan kendaraan bermotor atau sepeda.
Nah bagi kamu yang ingin berburu spot foto estetik nan klasik di kawasan Kota Lama Semarang, berikut adalah 10 rekomendasi spot foto di Kota Lama yang perlu kamu kunjungi.
Bangunan ini dahulu bernama “Schouwburg” yang memiliki arti gedung pertunjukan atau teater. Dan sekitar tahun 1824, Gedung Marabunta dibangun dengan tujuan sebagai tempat hiburan dan pertunjukan Komedi Stamboel atau teater sandiwara keliling mirip sirkus yang saat itu populer di dataran Eropa.
Selain itu, Gedung Marabunta juga dijadikan sebagai pertunjukan musik dan tarian yang mendatangkan musisi dan penari terkenal pada masa era kolonial. Lalu pada masa pasca kemerdekaan, Kodam VII Diponegoro mendapatkan hak untuk menggunakan gedung ini dan dikelola oleh perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang bernama “Marabunta”.
Arti nama Marabunta sendiri berasal dari spesies semut tentara yang terkenal ganas, dan menjadi nama gedung ini hingga sekarang serta di atasnya dibangun patung semut raksasa dan menjadi daya tarik tersendiri bagi gedung bergaya kolonial ini.
Gedung bergaya klasik renaisans dengan warna merah dan putih yang kontras ini dibangun dan dimiliki oleh saudagar yang bernama Marta Badjunet. Gedung ini pun diberi nama berdasarkan akronim dari nama pemiliknya dan dijadikan sebagai kantor urusan pelayaran serta toko dagang yang bernama Ekspedisi Muatan Kapal Laut.
Gedung Spiegel pertama kali dibangun pada tahun 1895 oleh kongsi pengusaha Austria-Hungaria keturunan Yahudi, yaitu Moritz Moses Addler (1854-1927), Herman Spiegel (wafat 1911), dan Ignacz Back (1873-1955). Gedung ini awalnya digunakan sebagai toko yang menjual pakaian dari merk-merk ternama hingga dekorasi rumah dan bernama NV Winkel Maatschappij "H Spiegel".
Lalu setelah berakhirnya kolonial Hindia Belanda, Gedung Spiegel ini beralih fungsi menjadi gudang dengan kondisi terbengkalai dan tidak terawat. Hingga pada 8 Juni 2015, Gedung Spiegel direstorasi menjadi Spiegel Bar & Bistro dan beralih fungsi menjadi restoran dan kafe yang dapat kamu kunjungi untuk menikmati malam di Kota Lama Semarang sembari.
Taman Garuda adalah salah satu ruang terbuka hijau yang berada di kawasan Kota Lama. Taman yang terletak di Jalan Garuda Tanjung Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang ini memiliki keunikan dengan adanya Patung Garuda yang berada di tengahnya. Walau berukuran kecil, Taman Garuda kerap kali menjadi tempat alternatif menikmati sore dan spot foto dengan spot Patung Garuda ini.
Taman ini dahulu pernah menjadi lapangan parade atau dalam bahasa Belanda disebut paradeplein. Kawasan ini menjadi tempat bagi tentara-tentara Belanda untuk melaksanakan latihan militer dan upacara. Hingga pada akhir tahun 1970, kawasan ini mulai dibangun menjadi paru-paru kota dan ditanami berbagai pohon dan tanaman.
Tetapi saat itu Taman Srigunting belum menjadi seperti sekarang ini dan belum boleh dikunjungi oleh masyarakat. Hingga pada tahun 2004, Taman Srigunting mulai dibuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi favorit di kawasan Kota Lama Semarang terutama untuk beristirahat setelah berkeliling kawasan Kota Lama Semarang.
Gereja Blenduk dibangun pada tahun 1753 dengan gaya Neo-Klasik dan menjadi salah satu landmark dari Kota Semarang. Gereja yang terletak di Jalan Letjend Suprapto No. 32, Kota Lama Semarang ini memiliki keunikan dengan bentuk kubahnya yang menggembung. Keunikan dari gereja inilah yang mendasari nama Gereja Blenduk ini, yang dalam bahasa Jawa berarti menggembung.
Gereja yang sekarang bernama Gereja GPIB Immanuel ini memiliki gaya bangunan setangkup dengan facade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Dengan jumlah lantainya sebanyak dua buah dan menghadap ke Selatan. Dan hingga kini Gereja Blenduk masih dipergunakan untuk peribadatan umat Kristiani setiap hari Minggu.
Semarang Contemporary Art Gallery
Semarang Contemporary Art Gallery merupakan salah satu museum bernuansa modern di Semarang dengan interior minimalis berwarna putih yang menyajikan karya-karya seni kontemporer karya seniman kontemporer seperti Eddy Susanto dan Mujahidin Nurrahman.
Di Museum Semarang Contemporary Art Gallery ini menyajikan berbagai jenis karya seni dari lukisan, patung, hingga berbagai seni abstrak lainnya yang dapat kamu kunjungi bersama teman atau pasangan kamu ketika berada di kawasan Kota Lama Semarang.