Wakil Mega 2004

Kalender Jawa September 2004

Kalender Jawa Januari 2004

Kalender Jawa Tahun Lainnya

Klik tahun dibawah ini untuk mengetahui kalender jawa tahun berikutnya lengkap dengan weton dan analisa nya.

Hari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)

Setelah memasuki era Reformasi, untuk pertama kalinya Pemerintah Republik Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2004. Pilpres 2004 diselenggarakan untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden periode 2004 sampai 2009. Pemilu Presiden pertama berlandaskan pada UU no 23 Tahun 2003 tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai penyelenggara pemilu, dibentuk Lembaga independent dan mandiri Bernama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara presiden menjadi penanggung jawab pelaksanaan pemilu. Untuk mencegah tertundanya pelaksanaan pemilu, Presiden Megawati Soekarnoputri mengusulkan pembentukan KPU di daerah-daerah. Lembaga ini dinamai Perwakilan Sekretariat KPU dan didirikan di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota. Tugas Lembaga tersebut adalah mempersiapkan administrasi pelaksanaan pemilu sembari menunggu pembahasan empat undang-undang, yakni UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Susunan dan Kedudukan Anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta UU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Pada masa kampanye Pilpres 2004, Megawati Soekarnoputri memainkan peran yang penting dalam upaya untuk mempertahankan posisi presiden. Sebagai petahana, Megawati menggunakan pengalaman dan popularitasnya untuk memperkuat kampanyenya dan memperjuangkan visi dan program-programnya kepada masyarakat. Megawati yang merupakan putri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, saat itu memperebutkan kursi presiden dengan calon lainnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Pada saat itu Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Pertarungan dalam Pilpres 2004 ini sangat ketat dan menarik perhatian publik. Megawati yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden, menghadapi kritik atas kebijakan-kebijakannya selama memimpin negara. Namun, di sisi lain, ia juga mendapatkan dukungan dari sebagian besar partai politik dan pendukungnya. Selama kampanye, Megawati didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai politik yang ia pimpin. Partai ini memberikan dukungan yang kuat dalam upaya memenangkan kembali posisi presiden bagi Megawati. Kemudian di tengah sorotan publik yang mengkritik kebijakan-kebijakannya selama memimpin negara, Megawati juga menyoroti prestasi dan pencapaian yang telah diraih selama kepemimpinannya. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya stabilitas politik dan keutuhan bangsa Indonesia di tengah tantangan dan persaingan politik yang semakin ketat. Selama proses dan hasil Pilpres 2004, Megawati Soekarnoputri tetap dihormati sebagai tokoh politik yang berpengaruh dan memiliki peran penting dalam dinamika politik Indonesia.

Pemilihan presiden tahun 2004 selanjutnya diselenggarakan dalam dua putaran. Putaran pertama diikuti oleh lima pasangan calon presiden dan wakil presiden. Total pemilih terdaftar yaitu sebanyak 153.320.544 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 122.293.844 orang atau 79,76 persen menggunakan hak pilihnya. Sementara lebih dari 20 persen lainnya memilih golongan putih atau golput.

Dari total jumlah suara, sebanyak 97,84 persen atau 119.656.868 suara dinyatakan sah. Pasangan nomor urut 1, Wiranto dan Salahuddin Wahid mendapatkan suara sebanyak 26.286.788 atau 22,15 persen. Pasangan nomor urut 2, Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dengan suara 31.569.104 atau 26,61 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 3, Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo mendapatkan suara 17.392.931 atau 14,66 persen. Pasangan nomor urut 4, Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla dengan suara sebanyak 39.838.184 atau 33,57 persen. Sementara pasangan nomor urut 5, Hamzah Haz dan Agum Gumelar mendapatkan suara sebanyak 3.569.861 atau 3,01 persen.

Putara kedua pemilihan presiden 2004 diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004 dengan mempertemukan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Dari total jumlah suara, sebanyak 114.257.054 suara atau 97,94 persen dinyatakan sah. Rincia pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi memperoleh dukungan sebanyak 44.990.704 suara atau 39,38 persen. Sedangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla mendapatkan suara sebanyak 69.266.350 atau 60,62 persen. Berdasarkan hasil perolehan suara tersebut, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla akhirnya keluar sebagai pemenang.

Meskipun tidak berhasil mempertahankan jabatan presiden, Megawati tetap aktif dalam politik Indonesia, memperjuangkan kepentingan rakyat, dan menjadi sosok yang dihormati dalam berbagai forum politik dan sosial di tanah air. Pilpres 2004 menunjukkan bahwa meskipun Megawati kalah dalam pertarungan politik, namun ia tetap merupakan tokoh yang berpengaruh dan memiliki basis dukungan yang kuat di Indonesia. Megawati tetap aktif dalam politik Indonesia dan memegang peran penting dalam partainya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dengan pengalaman yang dimilikinya, Megawati terus berjuang untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Sebagai salah satu figur politik wanita terkemuka di Indonesia, Megawati Soekarnoputri terus memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun negara dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia.

Meskipun pada akhirnya Megawati kalah dalam Pilpres 2004 dan harus menyerahkan kekuasaan kepada Susilo Bambang Yudhoyono, namun ia tetap memberikan pernyataan yang bijak dan bersikap sebagai pemimpin yang menerima hasil dengan lapang dada dan tetap memberikan dukungan untuk kelancaran pemerintahan yang baru. Sikap ini dinilai menunjukkan kedewasaan politik dan sikap yang menghormati demokrasi.

Pour, Julis, dkk. 2014. Presiden Republik Indonesia 1945-2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/930/melihat-kembali-pemilihan-umum-presiden-pilpres-pertama-di-indonesia

https://news.detik.com/berita/d-4514180/singgung-pilpres-2004-2009-megawati-waktu-kalah-saya-nggak-ribut

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/04/06050031/pilpres-2004–pertama-dalam-sejarah-pemilihan-presiden-digelar-langsung-?page=all

Penulis: Ezano Fernando Triantaka

Sdr  Drs. H. Sirajuddin Sewang menjadi calon legislatif untuk DPR pada Pemilu 2004. Dia menjadi calon Partai Golkar dari Daerah Pemilihan Sulsel I. Total suara sah pada pemilihan umum untuk DPR dari Sulsel I adalah 3.285.203. Sdr Drs. H. Sirajuddin Sewang menerima 25.988 suara, Jumlah suara ini merupakan 0.79 persen dari semua suara sah di daerah pemilihan ini. BPP yang dicapai calon ini adalah 0.09 Dalam daftar calon partai Golkar. Sdr Drs. H. Sirajuddin Sewang menjadi calon nomor 11 dari Partai Golkar.

Di Daerah Pemilihan Sulsel I Golkar meraih suara sah 584.629 suara. Di antara suara ini sebanyak 1.505.753 suara diberikan langsung kepada salah satu calon partai Golkar sedangkan suara pemilih yang diberikan kepada partai saja sebanyak 921.124 suara di Daerah Pemilihan Sulsel I. Dengan demikian sebanyak 28.04 persen pemilih Golkar di daerah pemilihan Sulsel I memilih salah seorang calon dari partainya.

Anggota DPR yang dipilih di Daerah Pemilihan daerah Sulsel I adalah sebagai berikut:

BMBP (Bawang Merah Bawang Putih) adalah serial televisi Indonesia produksi MD Entertainment yang ditayangkan perdana 18 Mei 2004 pukul 19.00 WIB di RCTI. Serial ini disutradarai oleh Gul Khan, Mukta Dhond, M Zein Azhari dan Agustinus dan dibintangi oleh Revalina S. Temat, Dimaz Andrean, dan Nia Ramadhani.[1]

Cerita ini terjadi di masa kini namun mengambil pesan moral cerita rakyat yang terkenal, Bawang Merah-Bawang Putih. Tentang dua siswi SMA yang sama, dan bertetangga: Alya (Bawang Putih) dan Siska (Bawang Merah). Alya, adalah seorang gadis belia yang tumbuh dan besar di keluarga kaya. Awalnya Alya hidup bahagia bersama Yasmin dan Indra yang merupakan orang tuanya. Sampai kemudian datang Rika dan putrinya, Siska yang dianggap sebagai tetangga terdekat oleh keluarga Alya.

Alya sangat tidak menyangka Rika dan Siska yang selama ini dikiranya baik, sebenarnya sangatlah jahat. Mereka sangat terobsesi dengan kekayaan yang dimiliki keluarga Alya, hingga suatu saat dengan kejamnya mereka membunuh Yasmin dengan menginjak selang infusnya dan berpura-pura baik di depan Indra, sehingga Indra meminta Rika untuk menjadi istri keduanya untuk menjaga Alya.

Semenjak Siska dan Rika pindah ke rumah Alya, mereka selalu membawa penderitaan bagi Alya. Di depan Indra, mereka berpura-pura menjadi ibu dan anak yang sangat baik hati dan penyayang. Saat Irwan pergi, Siska dan Rika selalu menyiksa Alya hingga kadang di luar batas kemanusiaan.

Tak hanya di rumah, di sekolah juga Alya kerap disiksa oleh Siska dan teman-temannya. Lebih malang lagi, seseorang bernama Benny yang dianggap Alya sebagai kekasih paling perhatian ternyata adalah musuh yang bekerja sama dengan Siska untuk menghancurkan Alya demi uang jajan saja. Beruntung ada seseorang yang selalu siap membantu Kasih. Dia adalah Ferdi yang sejak awal diam-diam memperhatikan kebusukan Benny dan Siska terhadap Alya, itulah yang mendorong Ferdi untuk menolong Alya.

Suatu hari, Indra akhirnya mengetahui tindakan Rika dan Siska yang di luar batas kemanusiaan itu terhadap Alya. Indra sangat marah kepada kedua ibu dan putri itu. Dalam keadaan Alya yang akan disakiti oleh Siska dan Rika, Indra yang berlari untuk membantu Alya malah mengalami kecelakaan. Indra lalu mengalami kelumpuhan dan tidak dapat berbicara lagi. Dan Alya mempunyai teman yang mempunyai kekuatan dan bisa menolongnya dari kejahatan Rika dan Siska, Putri Cahaya.

Dan ternyata, ibu Alya masih hidup, tapi dibutakan oleh Rika dan Siska. Alya, Andre, Ferdi dan Putri Cahaya mencari ibu Alya hingga ketemu. Dan mereka (Rika dan Siska) menyekap Yasmin di ruang rahasia yang tidak bisa didengar dengan kekuatan ghaib atau pun suara. Alya ternyata anak yang tegar. Siksaan sehebat apa pun, tidak menjadikannya dendam. Malah kejahatan Rika-Siska dibalasnya dengan perbuatan baik. Melihat Alya yang semakin hari semakin tegar, ini adalah kesempatan Rika dan Siska untuk mencelakai Alya secara perlahan tanpa ampun. Rika dan siska akhirnya menerima akibat atas dosanya yaitu sebuah kematian secara tidak wajar dan Alya hidup bahagia bersama Ferdi.

Kalender Jawa Tahun 2004

9 Sela 1936 Ja - 9 Besar 1936 Ja

10 Besar 1936 Ja - 9 Sura 1937 Ja

Tahun Jawa: Be - Wawu

10 Sura 1937 Ja - 10 Sapar 1937 Ja

11 Sapar 1937 Ja - 11 Mulud 1937 Ja

12 Mulud 1937 Ja - 12 Bakda Mulud 1937 Ja

13 Bakda Mulud 1937 Ja - 12 Jumadilawal 1937 Ja

13 Jumadilawal 1937 Ja - 14 Jumadilakir 1937 Ja

15 Jumadilakir 1937 Ja - 15 Rejeb 1937 Ja

16 Rejeb 1937 Ja - 16 Ruwah 1937 Ja

17 Ruwah 1937 Ja - 17 Pasa 1937 Ja

18 Pasa 1937 Ja - 17 Sawal 1937 Ja

18 Sawal 1937 Ja - 19 Sela 1937 Ja

Kalender Jawa Februari 2004

Kalender Jawa Oktober 2004

Download Kalender Jawa Tahun 2004 PNG

Tersedia versi file png dari Kalender Jawa Tahun 2004. Anda dapat mengunduh gambar kalender jawa Tahun 2004 gratis. Silahkan unduh dengan klik tombol dibawah ini sesuai pilihan bulan nya:

Kalender Jawa Desember 2004

Kalender Jawa Agustus 2004

Kalender Jawa November 2004